Surabaya
merupakan kota terbesar ke-2 di Indonesia setelah Ibu Kota Jakarta,
perkembangannya hingga saat in sangat pesat. Ada cukup banyak perumahan,
apartemen, hotel hingga mall-mall besar yang berdiri di tengah-tengah
Kota Surabaya. Dibalik perkembangannya yang sangat pesat dan serba
modern, kota Surabaya masih menyimpan segudang kuliner yang bisa kita
nikmati. Salah satu kuliner yang bisa kita nikmati di kota ini adalah
Tahu Campur Pak Sugeng yang berada di Jalan Diponegoro. Untuk mencari
lokasinya cukup mudah, setelah memasuki jalan Diponegoro dari arah Utara
kita akan bertemu dengan Musholla Ukhuwah yang ada di Jl. Diponegoro
222, lapaknya tepat berada di depan mushola tersebut. Area parkirnya
sangat terbatas dan hanya berada disisi jalan, ramainya pengunjung tahu
campur ini terkadang memakan ruas jalan. Intensitas kendaraan yang cukup
di jalan tersebut, terkadang membuat kita kesulitan untuk memarkir
kendaraan roda dua maupun roda empat.
Lapaknya
sangat sederhana, terbuat dari tenda bongkar pasang dengan intensitas
ruangannya sekitar ±25 pengunjung. Usaha ini sudah dirintis oleh Bpk.
Sugeng sekitar 10 tahun yang lalu, tapi Beliau sendiri sangat jarang
bisa dijumpai di warungnya. Semua penanganan warung ini dikerjakan oleh
para karyawannya yang berjumlah ±7 orang, mulai dari jam 5 sore sampai
jam 11 malam. Meskipun bisa dikatakan buka setiap hari, tapi terkadang
dalam satu bulan sekali warung ini tidak berjualan. Menurut informasi
yang Saya terima dari salah satu karyawannya, dalam sehari warung tahu
campur ini membutuhkan ±70 kg urat dan kikil untuk melayani para
pembelinya
.
Tahu campurnya terdiri terdiri dari irisan tahu, mi kuning, taoge, irisan perkedel singkong atau yang disebut lèntho
dan daun selada segar. Sebelum diberi isian tersebut, terlebih dahulu
secolek petis udang di taruh di dalam piringnya. Dan kemudian disiram
dengan kuah kaldunya yang berwarna agak kecokelatan bersama potongan
otot atau urat dan kikil. Tidak lupa kerupuk kecil-kecil juga ditaburkan
di atasnya sebelum disajikan. Aromanya saja sudah cukup menggoda,
rasanya gurih, segar dengan sedikit rasa manis. Untuk otot dan kikilnya
cukup empuk sehingga mudah untuk dipotong. Meskipun namanya tahu campur,
tapi potongan urat dan kikilnya jauh lebih banyak dari pada potongan
tahunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar