Kamis, 27 Juni 2013

Es Krim Mie dan Es Krim Sate di Zangrandi

Halo, jumpa lagi, udah super lama ya sejak post terakhir blog ini dipublish, ternyata kekalapan emang kadangkala ga bisa berbanding lurus dengan semangat menulis, hahaha *tertawa getir*. Tapi gapapa lah ya, better late than never kalau orang bule jaman dulu bilang, jadi ga ada salahnya menuliskan pengalaman-pengalaman kalap yang udah dari beberapa waktu yang lalu. Marii …
Postingan kali ini cukup spesial, karena pertama, pengalaman kalap-nya bukan di Bandung, tapi di kota pahlawan kita, yaitu tak lain dan tak bukan adalah Surabaya, dan yang kedua karena kali ini kalapnya bersama David, sohib lama yang September kemarin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan di Jepang dengan berwisata ke Indonesia. Ini juga ke Surabaya-nya agak absurd sebetulnya, David tiba2 ngajak dengan cukup mendadak, aku langsung pingin sebenarnya soalnya belum pernah ke Surabaya, haha, setelah izin-izin dulu ke anak-anak studio dan mendapat restu, langsung beli tiket dan berangkat deh. Hehe, malah cerita geje gini. :D
Jadi intinya, setelah seharian aku cuma menguntit David untuk menyelesaikan urusan yang harus diselesaikan, kita berjalan-jalan malam-malam, tanpa referensi apapun, pas sedang berjalan kaki dari Tunjungan Plaza mau ke Monumen Kapal Selam, kita melewati sebuah jalan besar bernama Yos Sudarso dan terlihatlah tempat makan bernama Zangrandi ini, tempatnya masih kerasa jadul banget gitu, dan rame si, padahal pas itu udah tergolong larut, jam 10 an malam. Orang-orang makan es krim di terasnya yang luas dengan kursi-kursi dengan bentuk seperti kursi malas, tampak menarik sekali. Akhirnya kita memutuskan harus mampir ke situ sebalik dari Monumen Kapal Selam. (kunjungan ke Monumen Kapal Selam malam-malam punya cerita absurd tersendiri sebenarnya, tapi dibahas di lain waktu aja, hehe).
Akhirnya sepulang dari Monumen Kapal Selam kita betulan mampir ke Zangrandi (yang di kemudian aku baru tahu ternyata emang tempat ini terkenal banget dan udah didirikan sejak 70 tahun lalu oleh seseorang dari Italia). Waktu itu udah larut banget (kita datang pas banget pas last order) dan kita udah makan juga, jadi ga tertarik melihat menu makanan, dan segera memfokuskan pilihan pada menu es krim-es krim-an. Tak berapa lama, kita pun memesan Noodle Ice Cream sama Satay Ice Cream karena namanya yang unik, hehe. Sampai beberapa saat aku masih membayangkan kalau Noodle Ice Cream itu betulan ada mie-nya, dan excited karena bakal makan makanan yang unik. :|
Lalu muncullah pesanan kita:



Dan jelaslah semua, nama noodle dan satay itu ternyata mengacu pada bentuknya. Yang noodle ice cream tu ada es krim halus yang berbentuk mie, sama segumpal es krim yang agak kasar dan diberi benda semacam kacang gitu di bagian atasnya. Yang satay ice cream itu 3 scoop es krim yang dibentuk bulet bulet ditusuk pake tusukan sate bareng buah-buahan gitu lalu diberi sirup cokelat.
Tanpa basa basi kita segera mencoba merasakan, dan emang enak si, setiap es krim dengan warna yang berbeda ternyata mempunyai rasa yang beda, sekilas mengingatkan pada rasa es krim Sumber Hidangan di jalan Braga, tapi dengan rasa rum yang lebih kentara. Gimana ya mendeskripsikan rasa enaknya, susah juga, haha. Yang paling enak tu yang es krim kasar yang di noodle ice cream, sama es krim warna pink.
Waktu itu kalau ga salah inget harga 2 eskrim itu tu Rp 45.000, dan kita merasa worth it soalnya emang selain rasanya enak, suasananya juga ‘dapet’ banget untuk turis yang pingin nyantai-nyantai malam-malam.
Ya begitulah kira-kira, setelah membaca ulang sebenarnya jadi merasa aneh si soalnya malah banyak cerita di luar kulinernya, haha, tapi ya gapapa lah ya sekali-sekali.
Semoga tulisan ini berguna dan menggiurkan, terutama buat yang mau ada kunjungan ke Surabaya, patut dicoba nampaknya. Akhir kata, tetap kalap, tetap sehat, tetap bahagia. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar