Halo, jumpa lagi, udah super lama ya sejak post terakhir blog ini
dipublish, ternyata kekalapan emang kadangkala ga bisa berbanding lurus
dengan semangat menulis, hahaha *tertawa getir*. Tapi gapapa lah ya, better late than never
kalau orang bule jaman dulu bilang, jadi ga ada salahnya menuliskan
pengalaman-pengalaman kalap yang udah dari beberapa waktu yang lalu.
Marii …
Postingan kali ini cukup spesial, karena pertama, pengalaman
kalap-nya bukan di Bandung, tapi di kota pahlawan kita, yaitu tak lain
dan tak bukan adalah Surabaya, dan yang kedua karena kali ini kalapnya
bersama David, sohib lama yang
September kemarin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan di Jepang
dengan berwisata ke Indonesia. Ini juga ke Surabaya-nya agak absurd
sebetulnya, David tiba2 ngajak dengan cukup mendadak, aku langsung
pingin sebenarnya soalnya belum pernah ke Surabaya, haha, setelah
izin-izin dulu ke anak-anak studio dan mendapat restu, langsung beli
tiket dan berangkat deh. Hehe, malah cerita geje gini.
Jadi intinya, setelah seharian aku cuma menguntit David untuk
menyelesaikan urusan yang harus diselesaikan, kita berjalan-jalan
malam-malam, tanpa referensi apapun, pas sedang berjalan kaki dari
Tunjungan Plaza mau ke Monumen Kapal Selam, kita melewati sebuah jalan
besar bernama Yos Sudarso dan terlihatlah tempat makan bernama Zangrandi
ini, tempatnya masih kerasa jadul banget gitu, dan rame si, padahal pas
itu udah tergolong larut, jam 10 an malam. Orang-orang makan es krim di
terasnya yang luas dengan kursi-kursi dengan bentuk seperti kursi
malas, tampak menarik sekali. Akhirnya kita memutuskan harus mampir ke
situ sebalik dari Monumen Kapal Selam. (kunjungan ke Monumen Kapal Selam malam-malam punya cerita absurd tersendiri sebenarnya, tapi dibahas di lain waktu aja, hehe).
Akhirnya sepulang dari Monumen Kapal Selam kita betulan mampir ke Zangrandi (yang
di kemudian aku baru tahu ternyata emang tempat ini terkenal banget dan
udah didirikan sejak 70 tahun lalu oleh seseorang dari Italia). Waktu itu udah larut banget (kita datang pas banget pas last order)
dan kita udah makan juga, jadi ga tertarik melihat menu makanan, dan
segera memfokuskan pilihan pada menu es krim-es krim-an. Tak berapa
lama, kita pun memesan Noodle Ice Cream sama Satay Ice Cream karena
namanya yang unik, hehe. Sampai beberapa saat aku masih membayangkan
kalau Noodle Ice Cream itu betulan ada mie-nya, dan excited karena bakal makan makanan yang unik.
Lalu muncullah pesanan kita:
Dan jelaslah semua, nama noodle dan satay itu ternyata mengacu pada
bentuknya. Yang noodle ice cream tu ada es krim halus yang berbentuk
mie, sama segumpal es krim yang agak kasar dan diberi benda semacam
kacang gitu di bagian atasnya. Yang satay ice cream itu 3 scoop es krim
yang dibentuk bulet bulet ditusuk pake tusukan sate bareng buah-buahan
gitu lalu diberi sirup cokelat.
Tanpa basa basi kita segera mencoba merasakan, dan emang enak si,
setiap es krim dengan warna yang berbeda ternyata mempunyai rasa yang
beda, sekilas mengingatkan pada rasa es krim Sumber Hidangan di jalan
Braga, tapi dengan rasa rum yang lebih kentara. Gimana ya
mendeskripsikan rasa enaknya, susah juga, haha. Yang paling enak tu yang
es krim kasar yang di noodle ice cream, sama es krim warna pink.
Waktu itu kalau ga salah inget harga 2 eskrim itu tu Rp 45.000, dan kita merasa worth it soalnya emang selain rasanya enak, suasananya juga ‘dapet’ banget untuk turis yang pingin nyantai-nyantai malam-malam.
Ya begitulah kira-kira, setelah membaca ulang sebenarnya jadi merasa
aneh si soalnya malah banyak cerita di luar kulinernya, haha, tapi ya
gapapa lah ya sekali-sekali.
Semoga tulisan ini berguna dan menggiurkan, terutama buat yang mau
ada kunjungan ke Surabaya, patut dicoba nampaknya. Akhir kata, tetap kalap, tetap sehat, tetap bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar